REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3. COACHING SUPERVISI AKADEMIK
Coaching menjadi salah satu proses
‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya Sebagai seorang
‘pamong’. Guru dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan Reflekstif
dan Efektif agar kekuatan kodrat anak
terpancar dari dirinya.
Salam Sehat Salam Bahagia Sahabat Semuanya , Semoga Selalu diberikan Keberkahan dalam
kehidupan kita sehari – hari aammiin
Sahabat hebat, kini
perjalanan kami Para Calon Guru
Penggerak Angkatan 6 Dalam Program Pendidikan
Guru Penggerak sudah hampir setengah
perjalanan dari keseluruhan program. Artinya kami sudah menjalani laku M-E-R-D-E-K-A
(Mulai dari diri, Elaborasi konsep, Ruang
kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi
antar materi, Aksi nyata) sebanyak setengah dari keseluruhan modul
yang kurang lebih berjumlah 10 modul. Atau lebih tepatnya, kami sekarang sudah
sampai pada tahap Refleksi Dwimingguan dari 2.3 MODUL 2.3. COACHING SUPERVISI
AKADEMIK . Pada modul ini kami mempelajari tentang Coaching
Melalui Alur TIRTA apa pentingnya, apa revelansinya pada kegiatan
pembelajaran kita dewasa ini, bagaimana caranya, bagaimana implementasinya
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, dan lain sebagainya. Dan lebih practical kami
belajar tentang bagaimana menghadirkan mindfulness Mendengar
Dengan RASA ditengah-tengah warga sekolah secara konsisten. Kami juga
mempelajari dan praktik implementasi penguatan Supervisi akademik melalui alur
percakapan berbasisi Coahing dengan Alur
TIRTA bagi keseluruhan warga sekolah dengan
baik melalui pembelajaran eksplisit, integrasi ke dalam kurikulum, dan lain
sebagainya.
Para sahabat
Guru Hebat semuanya , pada kesempatan kali ini , saya ingin berbagi tentang
dokumentasi karya sederhana saya dalam memenuhi tugas tagihan membuat Refleksi
Dwi Mingguan Modul 2.3 Coahing Supervisi
Akademik
Dalam menulis tagihan karya berupa refleksi ini, saya menggunakan refleksi Model Six Thinking Hats diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Keenam topi tersebut berikut penggunaannya dalam jurnal refleksi Sehingga, kemudian yang kami jadikan pertanyaan pemantik dalam membuat refleksi ini adalah
: 1) Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini. Pendidikan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - April 2022
2) Topi merah: gambarkan
perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat
mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.
3) Topi kuning: tuliskan
hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.
4) Topi hitam: tuliskan
kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.
5) Topi hijau: jabarkan ide-ide
yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.
6) Topi biru: tarik kesimpulan
dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan
kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya
1. Dan adapun refleksi yang saya buat kali ini adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemantik tersebut. kami tuangkan dalam format video, dan berikut ini adalah videonya jangan lupa like . Coment adn Share Terimakasih salam Bahagia
Sekian refleksi yang kami tuliskan pada
minggu ini
terima
kasih 😊
0 komentar:
Posting Komentar