Masjid Terapung Kota Bima

Muhamad Albimawy .

Jelajah Alam Bersama Siswa - Siswi

Muhamad Albimawy ( Baba Tampan ).

Program Pusdatin Pembatik Level 4

Muhamad Albimawy ( Baba Tampan ).

Program Sekolah Penggerak Dhuha Ceria Malaju

Muhamad Albimawy ( Baba Tampan ).

Mulai dari diri Modul 2.3 ( Coaching Supervisi Akademik )

 


Pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri:

  1. Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?
  2. Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut.
  3. Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?
  4. Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10.
  5. Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?

Setelah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif, tuliskan harapan Anda terkait modul ini :

  1. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?
  2. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

 

 

Refleksi Diri

  1. .      Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?   Perasaan saya ketika diobservasi adalah grogi, gugup, cemas dan khawatir karena merasa belum maksimal dalam membuat administrasi pembelajaran yang baik sekaligus dalam proses pembelajaran di kelas. Saya berfikir masih banyak kekurangan terhadap diri saya sehingga merasa takut mengecewakan ketika pelaksanaan supervisi berlangsung.
  2. Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut. Pengalaman pertama ketika saya diobservasi saya merasa gugup, karena merasa belum maksimal menjadi guru yang baik ketika membuat administrasi pembelajaran maupun ketika menjalankan proses pembelajaran di kelas. Pengalaman saat observasi Pengalaman pasca observasi Saya memperoleh banyak masukan yang positif dari kepala sekolah dari kegiatan supervisi tersebut.yang menjadi umpan balik bagi saya  Masukan tersebut saya gunakan sebagai bahan evaluasi diri saya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan saya sehingga menjadi lebih baik ke depannya.

3.     Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik? Supervisi mengembangkan dan meningkatkan kualitas guru sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya. Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar. Alangkah baiknya seorang supervisor menjadi teladan sehingga menjadi relasi bagi pendidik, serta menyampaikan dengan jujur keadaan yang sebenarnya dalam proses supervisi tersebut. mampu menciptakan hubungan yang harmonis .Supervisor seharusnya juga demokratis, Melibatakan yang di supervisi secara aktif dan  dengan cara menghargai pendapat guru dan memberikan kesempatan kepada guru untuk menyampaikan gagasannya. Sebagai pendidik yang disupervisi hendaknya menerima dengan senang hati masukan dan tanggapan yang berikan oleh supervisor, sehingga menjadi bahan perbaikan ke depannya.dan dilakukan dengan berkesinambungan karena supervisi yang dilakukan kepala sekolah secara terus menerus dan kontinu dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan 

  1. Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10. Jika saat ini saya menjadi kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi,  Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar[1]benarnya ( reslistis, mudah dilaksanakan ). Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya.Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi,Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan pribadi, Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka guru-guru dan pegawai.,Supervisi tidak bersifat mendesak ( otoriter ) karena dapat menimbulkan perasaaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru. Serta Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi. Dan tetap berusaha untuk selalu bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.
  2. Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?     Supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar- mengajar secara total  ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas terrnasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar- mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi .kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya

Harapan saya terkait pada pembelajaran di modul 2.3 ( Coaching untuk supervise akademik )

1.      Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini? Sebagai pemimpin pembelajaran, tentunya harus memainkan banyak peran. Terkadang, untuk menghadapi murid, harus menjadi seorang konselor.dan juga menjadi mentor. Selain itu, terkadang Anda juga harus menjadi seorang coach.besar harapan saya  mampu memahami semua isi dari modul ini, sehingga dapat saya terapkan dan diimplimetasikan  dalam praktik baik di lingkungan sekolah. Selain itu, saya berharap bisa berkolaborasi dengan rekan guru yang ada di sekolah saya, terutama  guru penggerak yang ada di sekolah saya, serta komunitas praktisi untuk melaksanakan hasil supervisi dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan bersama dalam proses pembelajaran. Untuk tujuan Bersama membangun peradaban.

2.      Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini? Harapan besar bagi saya mampu meningkatkan kompetensi dan kematangan diri, serta memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid. Dan terampil menerapkan pendekatan coaching untuk pengembangan diri, guru dan rekan sejawat.

  Salam Guru Penggerak , Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan 

" Serentak Berinovasi "

Salam Kebajikan 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2 ( PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL ) _ MUHAMAD CGP ANGK.6 KOTA BIMA

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2.a.8

A. Sintesis Materi Pembelajaran social Emosional

            Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajar yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaboratif ini memungkinkan anak dan orang dewasa disekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. 

Tujuan pembelajaran sosial emosional 

  1.  Memberi pemahaman, penghayatan dan kemampuanuntuk mengelola emosi 
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif 
  3. Merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif 
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab.                                                                                    Ruang lingkup pembelajaran sosial emosional yakni Rutin, terintegritas dalam mata pelajaran dan protocol. Lima kompetensi sosial dan emosional (1) kesadaran diri (2) pengelolaan diri (3) kesadaran sosial (4) keterampilan relasi (5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Kerangka kompetensi pembelajaran sosial dan emosional CASEL menggunakan pendekatan yang sistematis yang menekankan pada pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang tepat serta terkoordinasi untuk meningkatkan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional semua murid. Pendekatan pembelajaran sosial dan emosional melalui kemitraan/kerjasama sekolah-keluarga-komunitas untuk membentuk lingkungan belajar dan pengalaman yang bercirikan hubungan/relasi yang saling mempercayai dan berkolaborasi, kurikulum dan instruksi belajar yang jelas dan bermakna, dan evaluasi secara berkala.


Proses yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran diri dalam mengenali emosi yang berkecamuk, apakah ia sedang marah, sedih, kecewa, jijik, bahagia, dan kaget sebagai emosi dasar yang tumbuh dan dimiliki setiap manusia (kesadaran diri). Ketika secara seseorang telah mengenal emosinya sendiri, selanjut ia akan berusaha untuk mengendalikan serta mengelola emosi tersebut, secara sadar dia akan berpikir dan berusaha untuk mengahadapi. Buah dari menemu kenali dan pengelolaan emosi itu, seorang individu akan mulai merasakan dan memposisikan diri sebagai orang lain tidak akan langsung memberikan sebuah penghukuman akan tetapi muncul rasa empati dan kepedulian. Kepedulian dan empati lah yang menjadikan seseorang memiliki keterampilan social, keterampilan/kompetensi yang dimiliki seseorang untuk mengembalikan diri keadaan semula atau memulihkan emosi yang berkecamuk dengan mengarahkan sesuatu hal yang bersifat produktif. Seseorang yang berdaya lenting/resiliensi. Supaya berdaya lenting, setiap individu harus belajar dan berlatih menentukan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan selalu meninjau segala hal yang akan mungkin terjadi, berbagai pilihan solutif dan akibat-akibat yang akan mendera jika keputusan tersebut diambil. Itulah gambaran dari lima kompetensi social emosional.

Pembelajaran social emosional dapat diterapkan dalam ruang lingkup dan teknik yang berbeda-beda. (1) Ruang lingkup Rutin bisa menggunakan beberapa teknik yaitu Menuliskan cerita tentang kejadian sebelum berangkat sekolah dan perasaan yang sedang dirasakan di buku catatan harian, melakukan kebiasaan berbahasa dengan baik ketika di sekolah maupun di luar sekolah, Kegiatan Jumat bersedekah, lomba kebersihan dan keindahan kelas (2) Ruang lingkup terintegrasi pada mata pelajaran bisa menggunakan teknik : melakukan teknik kesadaran diri, ice briking, Melakukan refleksi, Sapaan Humanis di setiap awal pembelajaran, Diskusi kelompok dan Kesepakatan Kelas; (3) Ruang Lingkup Protokol atau budaya tata tertib, teknik yang digunakan : membiasakan datang tepat waktu, membiasakan menghargai pendapat orang lain, Membiasakan perilaku 6S ketika berjumpa seluruh warga sekolah, Kegiatan bakti social dan membuat kolase diri.

 

5 KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL

  1. Kesadaran diri

Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi dan nilai-nilai diri sendiri dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan

  1. Manajemen diri

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan aspirasi

  1. Kesadaran social

Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya dan konteks yang berbeda-beda

  1. Keterampilan Berelasi

Kemampuan untuk membangn dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif

  1. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi diri bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat dan kelompok

 

KESADARAN PENUH/MINDFULNESS

Kesadaran penuh dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan welas asih (Kabat-Zinn dalam Hawkins, 2017)

Praktik kesadaran penuh dapat dilakukan dengan teknik STOP

Contoh latihan kesadaran penuh



KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS (WELL-BEING)

Sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungna dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengekplorasi dan mengembangkan dirinya 

Dengan well-being yang optimum seseorang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi, kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, memiliki ketangguhan dalam menghadapi stres dan terlibat dalam perilaku sosial yang lebih bertanggung jawa

 

4 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

1.     Pengajaran Eksplisit

2.     Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik

3.     Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah

4.     Penguatan PSE pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah

 

B. Koneksi Antar materi Pembelajaran sosial emosional dengan modul sebelumnya

Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan nasional selalu mengajarkan kepada para pendidik untuk memiliki keluasaan spiritual, intelektual, moral dan emosional dalam mendidik.  Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi – tingginya. Pendidikan Budi pekerti berarti pembelajaran tentang  batin dan lahir. Pembelajaran batin bersumber pada “ Tri Sakti” yaitu Cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan). Sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga / perbuatan. Kebersihan bidi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan. 

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

 Nilai dan peran guru penggerak adah Nilai dan peran guru penggerak adalah implementasi dari beberapa keterampilan atau kompetensi yang harus dimilki oleh guru. Nilai ini sebagai pedoman  berperilaku dan mendukung guru melaksanakan peran- perannya, untuk mencapai tujuan pendidikan dan mewujudkan profil pelajar pancasila. Banyak hal yang telah di pelajari pada modul 1.2 materi peran dan nilai guru penggerak.  Adapun Peran guru penggerak adalah (a) Menjadi pemimpin pembelajaran (b) Menggerakan komunitas Praktisi (c) Menjadi coach bagi guru lain (d) Mendorong kolaborasi antar guru (e) Mewujudkan kepemimpinan guru. Sedang Nilai guru penggerak adalah (1) Mandiri, (2) reflektif, ( 3) kolaboratif,(4) inovatif, dan(5) berpihak pada murid. Penelitian neurosains adalah pengambilan keputusan dimulai dari sistem limbic yang mengelola emosi kita. Ketika kita menyadari emosi akan menentukan bagaimana kita mengambil keputusan. Dan kecerdasan emosi adalah mengenali bagaimana diri melihat ancaman.

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Profil pelajar pancasila adalah sebuah asa, cita yang diharapkan tercapai guru penggerak. Terciptanya pelajar yang beriman bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berinisiatif untuk melakukan sesuatu tanpa diperintah,  melakukan sesuatu positif dengan bergotong royong, pelajar yang memiliki ide kreatif dalam menghadapi sebuah permasalahan, pelajar yang selalu menimbang dan mempertimbangkan suatu isue dengan tidak menelannya bulat-bulat, dan pelajar yang kompeten dan siap berkompetisi dengan isue dan tantangan global. Profil ideal tersebut akan cepat terealisasi jika guru memiliki nilai positif yang tertanam dalam dirinya dan mampu memerankan fungsinya yang tidak hanya menjadi pemimpin pembelajaran tetapi mampu bergerak bersinergis  serta menggerakkan ekosistem sekolah yang berpihak pada peserta didik. Maka sangat dibutuhkan pendidik yang mampu berkolaborasi dengan seluruh elemen yang ada di sekolah melalui pembelajaran sosial emosional.


Modul 1.4 Budaya Positif

Kelas merupakan lingkungan terkecil dalam sekolah tempat penanaman dan pembiasaan budaya positif. Budaya yang menjadi keagungan sekolah. Budaya yang menjadikan satu sekolah berbeda dari sekolah lainnya. Di kelaslah peserta didik dan guru memainkan emosinya. Di kelas, awal tempat bagaimana seorang guru dan peserta didik belajar mengenali emosi, mengelola emosi, menumbuhkan dan menanamkan rasa empati, berdaya lenting, serta belajar dan berlatih untuk membuat sebuah keputusan yang bertanggung jawab. Proses pembelajaran sosial emosional membantu guru dan peserta didik untuk terbiasa melakukan budaya positif. Dan guru harus mampu bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya disekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan emosional murid. 

Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki Korelasi dengan pembelajaran social emosional. Pembelajaran sosial emosional ini akan memandu seorang guru untuk mampu mengelola sebuah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran  yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta didik. Baik minat, apa yang ia sukai, bagaimana kesukaan tersebut membantunya untuk lebih mempercepat dan mempermudah memahami suatu konsep. Guru mata pelajaran  harus berusaha untuk menyelaraskan mata pelajaran yang diajarkan dengan sesuatu yang murid sukai atau minati. Guru pun menggali akan profil belajar seperti apa yang dimiliki peserta didiknya. Apakah ia tipe yang lebih cepat memahami dan mengeksplorasi kemampuannya dengan visualisasi, auditori atau mungkin dengan cara mempraktikkan langsung (kinestetik). Selain itu dalam mengajar, terkadang guru sering menemukan anak-anak yang memiliki kelebihan.  Mereka sudah lebih tahu dengan teori, konsep atau pengetahuan yang akan diajarkan guru. Atau mungkin anak-anak yang hanya tahu sebagian konsep atau bahkan banyak anak yang tidak tahu sama sekali, anak yang baru mengenal konsep baru tersebut. Di sanalah dibutuhkan kecermatan seorang guru memberikan, memilah dan memilih treatment seperti apa yang cocok bagi perbedaan kesiapan belajar peserta didik.

 SALAM BAHAGIA, SALAM PENGGERAK, SERENTAK BERINOVASI

 

 


Profil